Indonesia termasuk ke dalam negara dengan pengertian ciri ciri dan daerah sebaran iklim tropis san hanya memiliki dua musim sepanjang tahun, yakni musim kemarau dan musim penghujan. Wilayah ekuatorial memungkinkan adanya penguapan dalam jumlah besar. Oleh karena itu, tidak heran jika hujan tetap turun ketika musim kemarau berlangsung. Hal itu juga didukung karena Indonesia adalah negara kepulauan dengan jumlah lautan lebih besar dari daratan. Tingkat curah hujan menjadi geografis Indonesia sangat mempengaruhi pola curah hujan yang terjadi. Indonesia terletak pada 6° LS – 10° LU dan 95° BT – 141° BT. Rata-rata curah hujan Indonesia setiap tahunnya lebih dari 2,000 – 3,0000 mm per tahun. Frekuensi hujan pada setiap daerah berbeda, bergantung pada beberapa faktor, yakniLetak Daerah Konvergensi Antartopik DKATDKAT merupakan area dengan suhu tertinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya, atau disebut equator thermal. Suhu yang tinggi membuat tingkat penguapan yang tinggi pula sehingga area tersebut sangat lembab, yang menyebabkan terjadinya hujan zenithal atau konveksi. DKAT bergerak setiap 14 hari dalam arah pergeseran antara utara dan selatan, dan selalu berada dalam wilayah tenang ekuatorial, yakni antara 0-10° AnginApabila arah angin sejajar pada garis pantai, tidak terjadi perubahan suhu sehingga tidak akan terjadi hujan. Apabila jumlah angin yang sejajar lebih banyak, maka daerah tersebut akan jarang turun dan Arah Lereng MedanMedan yang berbukit-bukit atau gunung memkasa angin harus bergerak naik turun. Hal ini menyebabkan sebagian uap air harus hilang atau turun sebagai hujan agar agin menjadi ringan dan bisa naik melewati bukit atau lereng yang menghadap ke arah angin akan banyak mendapat hujan dibandingkan dengan lereng yang membelakangi arah Perjalanan Angin di Atas Medan DatarAngin yang membawa banyak uap air berasal dari arah lautan menuju daratan. Apabila permukaan tempat angin itu lewat cukup lebar dan datar tanpa bukit atau undakan, kemungkinan penguapan akan lebih cepat, sehingga daerah yang dekat dengan pantai atau laut saja yang akan dituruni Geografis DaerahDipengaruhi oleh garis lintang. Semakin jauh dari garis lintang 0°, suhu semakin rendah sehingga tidak terjadi penguapan air. Landungan uap air dalam udara tidak banyak, menyebabkan hujan tidak banyak terjadinya perubahan musim di Indonesia juga dipengaruhi oleh angin muson barat dan angin muson timur. Lokasi Indonesia yang terletak di antara benua Asia dan Australia menyebabkan adanya perbedaan tekanan dari kedua benua yang berubah-ubah, menyebabkan terjadinya angin muson. Angin muson berganti arah setiap setengah tahun. Angin muson barat berasal dari benua Asia dan banyak mengandung uap air, sehingga menurunkan hujan di atas wilayah Indonesia pada bulan Oktober hingga April. Sedangkan angin muson timur berasal dari benua Australia dengan tekanan udara dari Australia lebih tinggi dibanding Asia. Angin ini melewati lebih banyak daratan dari lautan sehingga uap air dalam angin sedikit, menyebabkan musim kemarau di Indonesia pada bulan April hingga OktoberAda beberapa fakta yang dapat menjadi kesimpulan dari faktor-faktor pendukung perbedaan jumlah curah hujan di Indonesia. Yang pertama, curah hujan di Indonesia bagian barat selalu lebih besar dibanding curah hujan di Indonesia bagian tengah maupun timur. Hal ini disebabkan angin muson barat banyak melewati tanah Indonesia barat dan seperti yang kita ketahui bahwa angin muson barat membawa banyak uap air. Yang kedua, curah hujan tinggi terjadi di daerah tinggi, yakni berkisar pada wilayah dengan ketinggian 600-900 m di atas permukaan laut, serta daerah pantai wilayah ketiga, saat memasuki musim penghujan, hujan bergeser dari barat ke timur dengan pola berikutPantai barat Sumatra sampai Bengkulu mendapat hujan terbanyak pada bulan dan Bangka yang letaknya lebih ke timur mendapat hujan terbanyak pada bulan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara mendapat hujan terbanyak pada bulan Januari-Februari. Itu mengapa berita banjir di beberapa wilayah di Jawa banyak terjadi pada bulan curah hujan di Indonesia berbeda-beda. Terdapat daerah dengan skala frekuensi hujan yang tinggi sekali, ada pula daerah yang sedikit sekali mendapat hujan. Berbagai faktor pendukung telah dijelaskan, dan berikut merupakan daerah-daerah dengan curah hujan rata-rata per tahun kurang dari 1000 mmWilayahnya hanya meliputi 0,6% dari total luas Indonesia, terletak di kepulauan Indonesia tengah dan timur, yakni Nusa Tenggara dan dua daerah di Sulawesi yaitu lembah Palu dan dengan curah hujan rata-rata per tahun antara 1000-2000 mmMeliputi sebagian Nusa Tenggara, sedikit wilayah di Merauke, Kepulauan Aru, dan dengan curah hujan rata-rata per tahun antara 2000-3000 mmDisebut dengan daerah dengan curah hujan normal. Wilayahnya yakni, Kalimantan Selatan dan Timur, Sumatra Timur, Papua, Maluku, sebagian besar Sulawesi, sebagian besar Jawa Barat dan Jawa dengan curah hujan rata-rata per tahun lebih dari 3000 mmKebanyakan terjadi di dataran tinggi, yakni Sumatra Barat, daerah pegunungan Papua bagian tengah, Kalimantan Tengah, serta beberapa wilayah di Jawa, Bali, Sumba, dan Lombok.
Datacurah hujan yang diperoleh dari BMG selama 20 tahun terakhir akan dilakukan uji kelayakan probabilitas hujan periode ulang sepuluh
Shapefile Peta Curah Hujan Rata-rata Indonesia Terbaru11/11/2020Data Shapefile SHP Curah Hujan Tahunan, Bulanan, Harian Rata-rata TerbaruShapefile Peta Curah Hujan yang akan Lapak GIS jelaskan diartikel ini nantinya adalah SHP Curah Hujan Tahunan, Bulanan, Harian Rata-rata Terbaru. Sebelumnya kita masuk kedata Shapefilenya, mungkin kita harus mengenal beberapa istilah terkait dengan curah hujan itu hujan atau Intensitas curah hujan presipitasi adalah jumlah air hujan yang turun didaerah tertentu dalam satuan waktu tertentu. Artinya curah hujan merupakan volume air yang terkumpul di suatu permukaan bidang datar dalam suatu periode tertentu yaitu harian, bulanan, atau tahunan dengan satuan tinggi milimeter mm di atas permukaan horizontal. Berdasarkan pengertian tersebut maka kita dapat menjabarkan lebih lanjut terkait dengan periode curah hujan hujan harian, yaitu Jumlah curah hujan dalam 1 hari. Pembagian kelas-kelas curah hujan harian diatur sebagai berikutIntensitas Hujan 0 – mm, maka dikategorikan Sangat rendahIntensitas Hujan – mm, maka dikategorikan RendahIntensitas Hujan – mm, maka dikategorikan SedangIntensitas Hujan – mm, maka dikategorikan TinggiIntensitas Hujan ke atas mm, maka dikategorikan Sangat TinggiCurah hujan bulanan, yaitu jumlah curah hujan dalam satu bulan. Untuk pembagian kelas mimin mengacu kepada peta curah hujan bulanan yang dikeluarkan oleh BMKG, sebagai berikutIntensitas Hujan 0 - 100 mm, maka dikategorikan RendahIntensitas Hujan 100 – 300 mm, maka dikategorikan Sedang / MenengahIntensitas Hujan 300 – 400 mm, maka dikategorikan TinggiIntensitas Hujan 500 ke atas, maka dikategorikan Sangat TinggiCurah hujan Tahunan, yaitu jumlah curah hujan dalam satu tahun atau jika terdiri dari beberapa tahun misalnya 10 tahun terakhir maka jumlah curah hujan dalam 10 tahun dibagi dengan jumlah tahun. Untuk klasifikasi sendiri mimin masih mengacu kepada data yang dikeluarkan oleh BMKG seperti curah hujan bulanan namun dengan inteval yang sedikit berbeda. Dalam curah hujan tahunan ini tidak ada pengkategorian apakah dia masuk ke kategori rendah, tinggi, sedang dan sebagainya. Hanya menampilan angka intensitas curah hujan saja perinterval tertentu misalnya per 500 mm, sehingga akan menjadi seperti500 - 1000 mm1000 - 1500 mm1500 - 2000 pembagian kelas curah hujan berdasarkan periode waktunya. Dalam hal penggunaan, tentu saja memiliki perbedaan contohnya ketika kita membuat peta kesesuaian lahan untuk lahan pertanian berbagai komoditas unggulan, maka data yang dibutuhkan adalah curah hujan tahunan rata-rata, berbeda ketika kita ingin membuat peta dalam penentuan hutan lindung maka curah hujan yang dipakai adalah curah hujan harian. Maka disimpulan masing-masing periode kelas curah hujan memiliki fungsinya tersendiri tergantung dari tujuan dan metode yang akan digunakan dalam analisis SHP Curah Hujan TerbaruBaiklah, sepertinya sudah cukup untuk pengenalan curah hujan itu sendiri. Sekarang kita masuk ke ulasan Shapefile SHP Peta Curah Hujan yang ada pada Lapak GIS. Sumber data berasal dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG dan beberapa sumber lain seperti satellit cuaca dengan data terupdate terbaru. Untuk sumber selain BMKG kita akan lakukan analisis sesuai dengan peruntukkannya. Berikut contoh preview data SHP curah hujan yang ada pada Lapak GIS. Jika berminat untuk mendapatkan data format SHP Shapefile diatas atau jasa analisis curah hujan terbaru dengan periode harian-bulanan-tahunan, silahkan hubungi admin melalui Contact Form/Whatsapp. Jika tidak ada halangan dan kesibukan lainnya, admin akan langsung merespon pesan yang teman-teman kirimkan. Baca Juga 1. Daftar kumpulan data shapefile SHP berbagai tema. 2. Peta Cetak Digital Indonesia Berbagai Tema Baiklah sekian dulu untuk sharing kali ini tentang Shapefile Curah Hujan Indonesia Terbaru. Jika ada saran, tanggapan, pertanyaan, link mati serta request silakan gunakan kotak komentar, halaman kontak atau sosial media yang ada di website Lapak GIS. Terima Kasih. Share This Article Lapak GIS Lapak GIS adalah Tempat Berbagi Pengetahuan tentang Geographic Information System GIS dan Remote Sensing Pengindraan Jauh.
Selainitu, Indonesia juga mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun, serta memiliki curah hujan yang relatif tinggi ketika musim penghujan tiba. Cuaca di Indonesia cenderung hangat dengan suhu rata-rata 27 derajat Celcius, sedangkan temperatur udara tidak terlalu tinggi dan ekstrem. Dengan memiliki iklim muson tropis, Indonesia juga kaya akan
Indikasi fenomena perubahan iklim di Indonesia dapat diamati dari perubahan pola curah hujan rata-rata di beberapa wilayah di Indonesia. Guna mengidentifikasi wilayah-wilayah yang mengalami perubahan pola curah hujan jangka panjang di Indonesia, maka BMKG mengeluarkan produk informasi Perubahan Normal Curah Hujan dalam bentuk atlas. Perubahan normal curah hujan memuat informasi perubahan/ deviasi terhadap normal curah hujan 30 tahun di Indonesia. Data yang digunakan adalah data curah hujan rata-rata bulanan dari periode tahun 1980-2010. di Indonesia. Dalam gafik diperlihatkan perubahan/penyimpangan pola curah hujan dari normalnya pada 10 tahun terakhir di Indonesia. Informasi Iklim
Secararata-rata, hutan hujan tropis di kawasan Asia Tenggara menerima curah hujan sekitar 3000 mm per tahun. Lebih besar dibanding hutan di Basin Amazon yang mendapat curah hujan 2000-3000 mm per tahun. Sedangkan hutan hujan di Afrika Tengah merupakan yang terkering dengan curah hujan 1500-2000 mm per tahun. Temperatur
Jika kamu lihat berita akhir-akhir ini, tentu kamu akan sering menjumpai info banjir di beberapa daerah seperti di Sumatera atau Nusa Tenggara. Tapi kenapa di Jakarta tidka banjir, hujannya biasa-biasa saja. Mengapa curah hujan di Indonesia berbeda-beda. Sebenarnya pola curah hujan di Indonesia berbeda-beda tiap tempat. Orang awam mungkin sering berfikir bahwa tipe iklim Indonesia adalah tropis artinya hujannya tinggi. Iya memang benar kita ini berjenis tipe tropis secara umum namun untuk sebaran hujannya tiap daerah berbeda-beda. Baca juga Bentang alam struktural Ada beberapa faktor yang menyebabkan pola curah hujan di Indonesia berbeda-beda. Jadi jika bulan Januari ini di Jakarta hujan maka belum tentu di Irian Jaya itu hujan. Berikut ini karakter curah hujan di Indonesia Pola Hujan di Indonesia bervariasi, pic 2. Indonesia terletak di daerah khatulistiwa. Akibat kuatnya panas matahari, uap air laut naik menjadi awan kemudian menjadi hujan. Hujan yang demikian disebut hujan khatulistiwa atua hujan zenital. Indonesia merupakan pertemuan dua angin passat dari timur laut dan tenggara yang jika keduanya bertemu akan membentuk hujan tadi. Pergerakan angin muson di Indonesia 3. Bertiupnya angin monsun barat yang banyak memuat air dari daratan Asia. Akibatnya adalah daerah Indonesia bagian barat akan mendapatkan curah hujan tinggi saat pergerakan angin ini sedangkan ke timur semakin sedikit. Sementara saat angin monsun timur, curah hujan akan lebih besar di wilayah timur sementara ke barat semakin sedikit. Baca juga Tokoh-tokoh geografi klasik 4. Adanya pertemuan udara panas dan dingin yang dapat menghasilkan hujan front. Selain itu adanya siklon tropis di Samudera Hindia selatan juga dapat memengaruhi kondisi curah hujan di Indonesia bagian selatan. Itulah beberapa faktor yang menyebabkan pola curah hujan di Inodnesia bisa berbeda-beda. Jadi anda jangan heran jika menemukan fenomena banjir di daerah lain saat di Jawa sedang kemarau. Baca juga Contoh soal studi kasus geografi di UN Gambar disini
PersebaranFauna di Indonesia. Menurut penelitian yang dilakukan oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), pada tahun 2014 diperkirakan Indonesia memiliki 386 jenis burung, 270 jenis mamalia, 328 jenis reptile, 204 jenis amfibi, dan 280 jenis ikan. Adapun persebaran fauna di Indonesia adalah sebagai berikut (Dewi, 2009).
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID TA-pTwTPGevLI8tbmn9WgJm-MQeGCdRBlpbogoeneIbMunnzobS5Ug==
Pemerintahdaerah akan mengembangkan tanaman kedelai di daerahnya. Jenis peta yang diperlukan adalah a. Peta Geologi dan Peta Curah Hujan. b. Peta Geologi dan Peta Persebaran Penduduk. c. Peta Jenis Tanah dan Peta Curah Hujan. d. Peta Persebaran Penduduk dan Peta Curah Hujan. e. Bahasa Indonesia SMP Kelas 8; PTS IPS SMP Kelas 9; Sastra
Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG telah berpartisipasi dalam kegiatan pemodelan iklim regional dan pengolahan data hasil proses pemodelan tersebut untuk menghasilkan produk berupa peta proyeksi perubahan iklim di masa yang akan datang. Berikut adalah beberapa jenis produk terkait proyeksi perubahan iklim yang tersedia di Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG A. Peta Atlas Proyeksi Iklim IndonesiaPusat Informasi Perubahan Iklim BMKG menyediakan informasi berupa peta spasial dari proyeksi perubahan parameter curah hujan dan suhu beserta indeks-indeks turunannya, untuk seluruh wilayah Indonesia dalam resolusi spasial 25 km x 25 proyeksi iklim ini merupakan hasil pengolahan data keluaran dari kegiatan pemodelan iklim regional dalam konsorsium internasional pemodelan iklim CORDEX-SEA, dimana BMKG menjadi salah satu bagian didalamnya. Data yang didapat dari keluaran kegiatan pemodelan CORDEX-SEA terdiri atas ensemble dari hasil proses downscaling enam jenis model proyeksi iklim global GCM dalam dua skenario RCP. Data ini disajikan dalam bentuk peta perubahan rata-rata normal / rata-rata komposit dari dua periode yang dibandingkan untuk parameter-parameter iklim terkait curah hujan dan suhu. Periode yang dibandingkan adalah periode hasil simulasi historis model 1976-2005 dengan periode proyeksi dengan skenario kenaikan gas rumah kaca dalam jangka waktu near-future 2020-2049. Dua skenario kenaikan gas rumah kaca yang digunakan adalah dan ini dirangkum dalam bentuk buku atlas fisik dan/atau dokumen elektronik yang dapat diakses dengan menghubungi Pelayanan Terpadu Satu Pintu BMKG PTSP-BMKG, dengan jumlah PNBP yang dapat dilihat pada laman Produk dan Tarif PTSP atau laman PTSP-BMKG pada bagian Layanan -> Jenis Layanan dan Tarif, pada item nomor layanan yang lebih spesifik semisal untuk kebutuhan binary raw-data atau shapefile dari peta-peta yang ada dan/atau lebih detail semisal untuk kebutuhan skala administrasi yang lebih spesifik dan/atau hal-hal yang sifatnya customized lainnya, yang ditujukan untuk keperluan yang bersifat komersial, dapat mengacu pada item nomor mengenai Jasa Konsultasi Klimatologi - Analisis Iklim, dengan jumlah PNBP yang dapat dilihat pada laman yang disebutkan diatas Produk dan Tarif PTSP.Untuk layanan yang lebih spesifik semisal untuk kebutuhan binary raw-data atau shapefile dari peta-peta yang ada dan/atau lebih detail semisal untuk kebutuhan skala administrasi yang lebih spesifik dan/atau hal-hal yang sifatnya customized lainnya, yang ditujukan untuk keperluan yang bersifat non-komersil semisal untuk penelitian akademik, pengembangan masyarakat, kegiatan di lingkungan lembaga pemerintah, dan lain-lain, dapat dilakukan dengan menghubungi Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG untuk pengajuan dan pembahasan kerjasama terkait aktivitas yang atlas yang telah disebutkan diatas Peta Proyeksi Iklim Indonesia, berikut ditampilkan beberapa contoh dalam resolusi gambar yang terbatas sebagai etalase dari produk atlas yang utuh1. Peta Proyeksi Perubahan Curah Hujan Kumulatif Musiman2. Peta Proyeksi Jumlah Hari Hujan Lebat Musiman3. Peta Proyeksi Jumlah Hari Kering Musiman4. Peta Proyeksi Jumlah Hari Hujan Musiman5. Peta Proyeksi Perubahan Jumlah Hari Kering Berturut-turut Terpanjang Musiman6. Peta Proyeksi Perubahan Jumlah Hari Hujan Berturut-turut Terpanjang Musiman7. Peta Proyeksi Perubahan Suhu Rata-rata Tahunan8. Peta Proyeksi Perubahan Suhu Maksimum Tahunan9. Peta Proyeksi Perubahan Suhu Minimum Tahunan10. Peta Proyeksi Perubahan Variasi Suhu Diurnal Tahunan11. Peta Proyeksi Perubahan Jumlah Hari Hujan Sangat Lebat Musiman12. Peta Proyeksi Perubahan Jumlah Hari Hujan Ekstrem Musiman13. Peta Proyeksi Perubahan Curah Hujan Harian Maksimum Musiman14. Peta Proyeksi Perubahan Curah Hujan Kumulatif 5-Harian Maksimum Musiman15. Peta Proyeksi Perubahan Intensitas Hujan Harian Musiman16. Peta Proyeksi Perubahan Awal Musim Hujan17. Peta Proyeksi Perubahan Panjang Musim Hujan B. Peta Atlas Proyeksi Iklim Resolusi Tinggi Wilayah JawaPusat Informasi Perubahan Iklim BMKG menyediakan informasi berupa peta spasial dari proyeksi perubahan parameter curah hujan dan suhu beserta indeks-indeks turunannya, untuk wilayah Jawa dalam resolusi spasial 4 km x 4 proyeksi iklim ini merupakan hasil pengolahan data keluaran dari kegiatan pemodelan iklim regional yang dilakukan oleh Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG. Data yang digunakan merupakan keluaran dari proses downscaling model proyeksi iklim global GCM MIROC5 dengan skenario Data ini disajikan dalam bentuk peta perubahan rata-rata normal / rata-rata komposit dari dua periode yang dibandingkan untuk parameter-parameter iklim terkait curah hujan dan suhu. Periode yang dibandingkan adalah periode current 2006-2014 dengan periode near-future 2032-2040.Peta-peta ini dirangkum dalam bentuk buku atlas fisik dan/atau dokumen elektronik yang dapat diakses dengan menghubungi Pelayanan Terpadu Satu Pintu BMKG PTSP-BMKG, dengan jumlah PNBP yang dapat dilihat pada laman Produk dan Tarif PTSP atau laman PTSP-BMKG pada bagian Layanan -> Jenis Layanan dan Tarif, pada item nomor layanan yang lebih spesifik semisal untuk kebutuhan binary raw-data atau shapefile dari peta-peta yang ada dan/atau lebih detail semisal untuk kebutuhan skala administrasi yang lebih spesifik dan/atau hal-hal yang sifatnya customized lainnya, yang ditujukan untuk keperluan yang bersifat komersial, dapat mengacu pada item nomor mengenai Jasa Konsultasi Klimatologi - Analisis Iklim, dengan jumlah PNBP yang dapat dilihat pada laman yang disebutkan diatas Produk dan Tarif PTSP.Untuk layanan yang lebih spesifik semisal untuk kebutuhan binary raw-data atau shapefile dari peta-peta yang ada dan/atau lebih detail semisal untuk kebutuhan skala administrasi yang lebih spesifik dan/atau hal-hal yang sifatnya customized lainnya, yang ditujukan untuk keperluan yang bersifat non-komersil semisal untuk penelitian akademik, pengembangan masyarakat, kegiatan di lingkungan lembaga pemerintah, dan lain-lain, dapat dilakukan dengan menghubungi Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG untuk pengajuan dan pembahasan kerjasama terkait aktivitas yang atlas yang telah disebutkan diatas Peta Proyeksi Iklim Resolusi Tinggi Wilayah Jawa, berikut ditampilkan beberapa contoh dalam resolusi gambar yang terbatas sebagai etalase dari produk atlas yang utuh1. Perubahan nilai curah hujan musiman2. Perubahan nilai frekuensi hujan lebat musiman3. Perubahan jumlah hari tanpa hujan musiman4. Perubahan jumlah indeks consecutive dry days musiman5. Perubahan jumlah indeks consecutive wet days musiman6. Perubahan nilai fraksi hujan lebat musiman7. Perubahan nilai parameter terkait suhu rata-rata, maksimum dan minimum, variasi diurnalInformasi diatas juga disediakan dalam bentuk peta yang dibagi per Propinsi, dengan contoh sebagai berikut1. Banten2. Jawa Barat3. DKI Jakarta4. Jawa Tengah5. Yogyakarta6. Jawa TimurC. Peta Atlas Proyeksi Iklim Resolusi Tinggi Wilayah SulawesiPusat Informasi Perubahan Iklim BMKG menyediakan informasi berupa peta spasial dari proyeksi perubahan parameter curah hujan dan suhu beserta indeks-indeks turunannya, untuk wilayah Sulawesi dalam resolusi spasial 4 km x 4 proyeksi iklim ini merupakan hasil pengolahan data keluaran dari kegiatan pemodelan iklim regional yang dilakukan oleh Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG. Data yang digunakan merupakan keluaran dari proses downscaling model proyeksi iklim global GCM MIROC5 dengan skenario Data ini disajikan dalam bentuk peta perubahan rata-rata normal / rata-rata komposit dari dua periode yang dibandingkan untuk parameter-parameter iklim terkait curah hujan dan suhu. Periode yang dibandingkan adalah periode current 2006-2014 dengan periode near-future 2032-2040.Peta-peta ini dirangkum dalam bentuk buku atlas fisik dan/atau dokumen elektronik yang dapat diakses dengan menghubungi Pelayanan Terpadu Satu Pintu BMKG PTSP-BMKG, dengan jumlah PNBP yang dapat dilihat pada laman Produk dan Tarif PTSP atau laman PTSP-BMKG pada bagian Layanan -> Jenis Layanan dan Tarif, pada item nomor layanan yang lebih spesifik semisal untuk kebutuhan binary raw-data atau shapefile dari peta-peta yang ada dan/atau lebih detail semisal untuk kebutuhan skala administrasi yang lebih spesifik dan/atau hal-hal yang sifatnya customized lainnya, yang ditujukan untuk keperluan yang bersifat komersial, dapat mengacu pada item nomor mengenai Jasa Konsultasi Klimatologi - Analisis Iklim, dengan jumlah PNBP yang dapat dilihat pada laman yang disebutkan diatas Produk dan Tarif PTSP.Untuk layanan yang lebih spesifik semisal untuk kebutuhan binary raw-data atau shapefile dari peta-peta yang ada dan/atau lebih detail semisal untuk kebutuhan skala administrasi yang lebih spesifik dan/atau hal-hal yang sifatnya customized lainnya, yang ditujukan untuk keperluan yang bersifat non-komersil semisal untuk penelitian akademik, pengembangan masyarakat, kegiatan di lingkungan lembaga pemerintah, dan lain-lain, dapat dilakukan dengan menghubungi Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG untuk pengajuan dan pembahasan kerjasama terkait aktivitas yang atlas yang telah disebutkan diatas Peta Proyeksi Iklim Resolusi Tinggi Wilayah Sulawesi, berikut ditampilkan beberapa contoh dalam resolusi gambar yang terbatas sebagai etalase dari produk atlas yang utuh1. Perubahan nilai curah hujan musiman2. Perubahan nilai frekuensi hujan lebat musiman3. Perubahan jumlah hari tanpa hujan musiman4. Perubahan jumlah indeks consecutive dry days musiman5. Perubahan jumlah indeks consecutive wet days musiman6. Perubahan nilai fraksi hujan lebat musiman7. Perubahan nilai parameter terkait suhu rata-rata, maksimum dan minimum, variasi diurnalInformasi diatas juga disediakan dalam bentuk peta yang dibagi per Propinsi, dengan contoh sebagai berikut1. Gorontalo2. Sulawesi Selatan3. Sulawesi Tengah4. Sulawesi Tenggara5. Sulawesi Barat6. Sulawesi UtaraD. [PRODUK LAMA] Peta Atlas Proyeksi Iklim Resolusi Menengah Wilayah IndonesiaPusat Informasi Perubahan Iklim BMKG menyediakan informasi berupa peta spasial dari proyeksi perubahan parameter curah hujan dan suhu beserta indeks-indeks turunannya, untuk wilayah Indonesia dalam resolusi spasial menengah 20 km x 20 proyeksi iklim ini merupakan hasil pengolahan data keluaran dari kegiatan pemodelan iklim regional yang dilakukan oleh Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG. Data yang digunakan merupakan keluaran dari proses downscaling model proyeksi iklim global GCM MIROC5 dengan skenario Data ini disajikan dalam bentuk peta perubahan rata-rata normal / rata-rata komposit dari dua periode yang dibandingkan untuk parameter-parameter iklim terkait curah hujan dan suhu. Periode yang dibandingkan adalah periode current 2006-2014 dengan periode near-future 2032-2040.Peta-peta ini dirangkum dalam bentuk buku atlas fisik dan/atau dokumen elektronik yang dapat diakses dengan menghubungi Pelayanan Terpadu Satu Pintu BMKG PTSP-BMKG, dengan jumlah PNBP yang dapat dilihat pada laman Produk dan Tarif PTSP atau laman PTSP-BMKG pada bagian Layanan -> Jenis Layanan dan Tarif, pada item nomor untuk produk ini Poin D, selain peta-peta proyeksi perubahan curah hujan dan suhu, tersedia juga data proyeksi parameter iklim lainnya, yaitu kelembaban serta arah dan kecepatan angin. Parameter-parameter ini tidak tercakup dan dipetakan di dalam atlas namun tersedia dalam bentuk raw-data. Untuk mengakses data-data tersebut, mohon mengacu pada penjelasan selanjutnya dibawah layanan yang lebih spesifik semisal untuk kebutuhan binary raw-data atau shapefile dari peta-peta yang ada dan/atau lebih detail semisal untuk kebutuhan skala administrasi yang lebih spesifik dan/atau hal-hal yang sifatnya customized lainnya, yang ditujukan untuk keperluan yang bersifat komersial, dapat mengacu pada item nomor mengenai Jasa Konsultasi Klimatologi - Analisis Iklim, dengan jumlah PNBP yang dapat dilihat pada laman yang disebutkan diatas Produk dan Tarif PTSP.Untuk layanan yang lebih spesifik semisal untuk kebutuhan binary raw-data atau shapefile dari peta-peta yang ada dan/atau lebih detail semisal untuk kebutuhan skala administrasi yang lebih spesifik dan/atau hal-hal yang sifatnya customized lainnya, yang ditujukan untuk keperluan yang bersifat non-komersil semisal untuk penelitian akademik, pengembangan masyarakat, kegiatan di lingkungan lembaga pemerintah, dan lain-lain, dapat dilakukan dengan menghubungi Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG untuk pengajuan dan pembahasan kerjasama terkait aktivitas yang atlas yang telah disebutkan diatas Peta Proyeksi Iklim Resolusi Menengah Wilayah Indonesia, berikut ditampilkan beberapa contoh dalam resolusi gambar yang terbatas sebagai etalase dari produk atlas yang utuh1. Perubahan nilai curah hujan musiman2. Perubahan nilai frekuensi hujan lebat musiman3. Perubahan jumlah hari tanpa hujan musiman4. Perubahan jumlah indeks consecutive dry days musiman5. Perubahan jumlah indeks consecutive wet days musiman6. Perubahan nilai rata-rata suhu rata-rata, maksimum dan minimumInformasi diatas juga disediakan dalam bentuk peta yang dibagi per wilayah area, dengan contoh sebagai berikut1. Sumatera2. Jawa3. Kalimantan4. Bali dan Nusa Tenggara5. Sulawesi6. Maluku dan Papua
Informasiyang diperoleh dari peta-peta berikut: Peta curah hujan : memberikan informasi persebaran curah hujan (dalam satuan mm/hari, mm/bulan atau mm/tahun) Peta persebaran gunung api: memberikan informasi gunung-gunung api yang ada di suatu wilayah. Peta jenis-jenis tanah: memberikan informasi jenis-jenis tanah yang ada pada suatu wilayah.
Peta curah hujan disebut juga dengan peta isohyet. Peta ini merupakan salah satu jenis peta tematik yang menampilkan mengenai persebaran curah hujan yang ada di suatu negara, khususnya di Indonesia. Peta isohyet atau peta curah hujan ini menjelaskan daerah- daerah yang memiliki tingkat curah hujan yang sama. Pembagian musim di Indonesia terdiri atas musim hujan dan musim kemarau. Keduanya terbentuk karena proses terjadinya angin muson barat dan proses terjadinya angin muson timur sehingga terbentuklan musim kemarau dan musim penghujan. Namun demikian, kedatangan musim hujan dan musim kemarau antara satu wilayah dengan wilayah lainnya tidaklah sama. Dengan demikian perlu adanya suatu informasi yang menyatakan persebaran curah hujan antara satu tempat dengan tempat yang lain. Dan informasi mengenai persebaran tempat yang memiliki curah hujan yang sama dapat kita dapatkan dari peta isohyet atau peta curah isohyet merupakan peta khusus, oleh karena itulah peta ini juga dikeluarkan dan dipergunakan oleh lembaga khusus juga. Peta curah hujan bukanlah peta yang bisa kita dapatkan secraa bebas di toko buku atau toko yang biasa menjual peta. Peta curah hujan bisa kita dapatkan di tempat- tempat tertentu. selain itu, peta curah hujan juga hanya akan diberikan kepada pihak- pihak yang berkepentingan menggunakan peta ini jenis peta tertentu tentu saja memiliki ciri- ciri atau karakteristiknya masing- masing. Karakteristik ini tentu saja merupakan karakteristik yang tidak lepas dari peta itu dan tidak dimiliki oleh jenis peta lainnya. Misalnya seperti peta topografi yang kaya akan garis- garis kontur. Garis kontur yang rapat ini tentu tidak akan kita temukan di peta lainnya. Seperti halnya peta topografi, peta curah hujan pun memeiliki karakteristiknya sendiri. Beberapa karakteristik yang dimiliki oleh peta curah hujan atau peta isohyet antara lain sebagai berikutBerisikan informasi mengenai curah hujan yang samaKarakteristk utama yang dimiliki oleh peta curah hujan yakni ada di isinya. Peta curah hujan berisikan informasi- informasi mengenai curah hujan yang ada di suatu tempat. Peta curah hujan atau isohyet juga menandari tempat- tempat yang memiliki curah hujan sama. Dengan demikian, melalui peta curah hujan ini kita dapat melihat daetah mana saja yang memiliki tingkat curah hujan yang memiliki banyak warnaPeta curah hujan merupakan peta khusus yang tidak memiliki banyak warna. Peta curah hujan tidak terlalu memiliki banyak warna seperti peta pada umunya. Jikalau ada warna- warna yang tersebar maka warna itu merupakan tanda besarnya curah hujan tertentu. Dan biasanya peta curah hujan ini dibatasi garis yang jelas antara warna satu dengan warna lainnya. Hal ini karena setiap daerah memiliki curah hujan yang berbeda- terlalu banyak simbolPeta curah hujan atau peta isohyet merupakan peta khusus yang tidak terlalu menngunakan banyak simbol seperti peta umum. Hal ini karena informasi yang disampaikan juga sangat terbatas, yakni terbatas pada curah hujan itulah beberapa karakteristik yang dimiliki oleh peta curah hujan. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai isi dari peta curah hujan dan juga manfaat dari peta dan Manfaat dari Peta Curah HujanPeta dibedakan menjadi berjenis- jenis karena isi yang disajikan tidak sama. Isi dari peta curah hujan atau isohyet adalah tentang persebaran curah hujan. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, peta curah hujan atau isohyet akan menandai daerah daerah yang memiliki tingkat curah hujan yang curah hujan bayak dimanfaatkan oleh pihak- pihak tertentu. yang menerbitkan peta curah hujan ini adalah lembaga yang berkaitan dengan keadaan iklim, seperti Badan Meteorologi dan Geofisika BMKG. Sementara itu pemakai peta ini adalah pihak- pihak yang berkepentingan, seperti penyuluh pertanian. Demikianlah informasi yang dapat kami sampaikan mengenai peta curah hujan ini. semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian. Tags jenis peta, peta chorografi, peta tematik, peta topografi
. v2hlnc78sa.pages.dev/472v2hlnc78sa.pages.dev/661v2hlnc78sa.pages.dev/201v2hlnc78sa.pages.dev/801v2hlnc78sa.pages.dev/221v2hlnc78sa.pages.dev/86v2hlnc78sa.pages.dev/132v2hlnc78sa.pages.dev/842v2hlnc78sa.pages.dev/86v2hlnc78sa.pages.dev/11v2hlnc78sa.pages.dev/683v2hlnc78sa.pages.dev/875v2hlnc78sa.pages.dev/87v2hlnc78sa.pages.dev/454v2hlnc78sa.pages.dev/31
peta persebaran curah hujan di indonesia